Bahan kimia sering dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya ketika dikaitkan dengan makanan. Padahal, setiap bahan pangan—dari buah, sayur, hingga makanan olahan—tersusun dari berbagai senyawa kimia alami.
Rasa manis, warna cerah, aroma khas, dan bahkan tekstur yang kita kenal berasal dari interaksi molekul-molekul tersebut. Dalam produksi pangan modern, pemahaman ini dimanfaatkan untuk menjaga kualitas makanan: menstabilkan rasa, mempertahankan kesegaran, memperkaya nutrisi, atau memastikan produk tetap aman dikonsumsi hingga sampai ke konsumen.
Kesalahpahaman muncul ketika “kimia” disamakan dengan “bahaya”. Yang menentukan keamanan suatu zat bukanlah apakah ia alami atau sintetis, tetapi cara dan jumlah penggunaannya.
Dengan regulasi yang ketat dan pengawasan dari lembaga seperti BPOM serta standard internasional, berbagai bahan kimia dalam makanan diformulasikan agar aman, bermanfaat, dan berfungsi sesuai kebutuhannya.
Pengertian Bahan Kimia dalam Makanan

Bahan kimia dalam makanan mencakup senyawa alami (misalnya asam sitrat dari jeruk) dan senyawa sintetis yang dibuat khusus untuk aplikasi pangan. Keduanya memiliki fungsi yang jelas dan terukur, seperti:
- memperkuat atau menyeimbangkan rasa,
- menjaga warna dan kualitas sensoris,
- membantu proses pengawetan,
- menambah nilai gizi,
- menstabilkan tekstur dan pH.
Industri pangan menggunakan bahan-bahan ini dengan standar keamanan yang ditetapkan BPOM, FAO/WHO, dan lembaga internasional lain.
10 Bahan Kimia dalam Makanan dan Fungsinya
Berbagai bahan kimia digunakan dalam pangan. Sebagian berasal dari sumber alami, sebagian lagi merupakan senyawa sintetis yang diformulasikan khusus untuk kebutuhan industri.
Berikut adalah beberapa bahan kimia pada makanan dan fungsinya, yang paling umum ditemui dalam produk makanan sehari-hari.
- Monosodium Glutamate (MSG)
MSG adalah jenis penguat rasa yang memberikan rasa umami dan memperkaya kelezatan makanan. Senyawa ini memperkuat cita rasa tanpa menambah rasa asin atau manis.
Contoh penggunaan: mi instan, makanan ringan, bumbu masak.
- Vitamin A Palmitate
Vitamin A Palmitate ditambahkan untuk meningkatkan kandungan nutrisi, terutama yang berkaitan dengan kesehatan mata dan imunitas.
Contoh penggunaan: minyak dan margarin
- Ethyl Maltol
Ethyl Maltol adalah jenis penguat rasa yang memberikan aroma manis seperti karamel yang lembut, meningkatkan profil aroma makanan dan minuman.
Contoh penggunaan: bakery, permen, minuman beraroma.
- Glycine
Glycine adalah asam amino yang membantu menyeimbangkan rasa serta menjaga stabilitas pH pada produk.
Contoh penggunaan: minuman siap minum, saus, makanan olahan.
- Asam Sitrat (Citric Acid)
Asam sitrat berasal dari buah-buahan sitrus dan digunakan sebagai pengatur keasaman, penambah kesegaran rasa, serta penstabil.
Contoh penggunaan: minuman kemasan, permen, jelly.
- Sodium Benzoate
Sodium benzoate adalah pengawet makanan yang membantu mencegah pertumbuhan mikroorganisme sehingga produk lebih tahan lama.
Contoh penggunaan: minuman ringan, saus, dressing.
- Ascorbic Acid (Vitamin C)
Antioksidan ini mencegah oksidasi, menjaga warna, dan membantu mempertahankan kesegaran dalam produk pangan.
Contoh penggunaan: jus buah, potongan buah segar, bakery.
- Aspartam
Aspartam adalah pemanis buatan yang memberikan rasa manis tanpa kalori tinggi sehingga sering digunakan dalam produk rendah gula.
Contoh penggunaan: minuman diet, permen bebas gula, produk kesehatan.
- Sodium Nitrite
Sodium nitrite adalah pengawet makanan yang mempertahankan warna daging dan menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya seperti Clostridium botulinum.
Contoh penggunaan: sosis, kornet, ham.
- Pewarna Alami & Sintetis
Pewarna makanan digunakan untuk memberikan warna yang menarik dan konsisten.
- Kurkumin: warna kuning alami dari kunyit
- Karamel: warna cokelat alami
- Tartrazine: kuning cerah sintetis
Contoh penggunaan: snack, minuman, kue, es krim.
Apakah Bahan Kimia dalam Makanan Berbahaya?
Keamanan bahan kimia yang terkandung dalam makanan sangat bergantung pada dosis dan regulasi. Setiap bahan yang diizinkan beredar telah melewati penilaian ketat dari:
- BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)
- FAO/WHO Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA)
Selama digunakan sesuai batas aman, bahan kimia tersebut tidak berbahaya dan justru membantu menjaga kualitas serta keamanan produk makanan yang mengandung bahan kimia.
Bahan kimia dalam makanan memiliki peran penting dalam menjaga rasa, warna, tekstur, kualitas, serta keamanan pangan. Baik yang berasal dari sumber alami maupun sintetis, semua penggunaannya diatur agar tetap aman dikonsumsi.
Sebagai distributor bahan baku untuk industri makanan, Bahtera Adi Jaya menyediakan berbagai bahan kimia pangan seperti MSG, Vitamin A Palmitate, Ethyl Maltol, dan Glycine dengan standar mutu terkontrol. Temukan solusi Anda bersama Bahtera di sini.