Selama dua dekade terakhir, Indonesia menghadapi tantangan kompleks dalam memastikan kecukupan gizi masyarakat, khususnya terkait kekurangan vitamin A.
Dampak dari defisiensi vitamin A sangat luas, mulai dari penurunan daya tahan tubuh hingga risiko kebutaan yang mengancam kelompok rentan seperti anak-anak dan ibu hamil. Untuk menjawab tantangan ini, pemerintah telah menerapkan kebijakan wajib fortifikasi vitamin A dalam minyak goreng sebagai bagian dari strategi nasional gizi.
Namun, pelaksanaan kebijakan ini tidak semudah menetapkannya. Salah satu kendala utama di lapangan adalah kemampuan untuk memantau kadar vitamin A yang difortifikasi secara cepat, akurat, dan terjangkau.
Pengujian standar seperti metode High Performance Liquid Chromatography (HPLC) membutuhkan laboratorium, keahlian tinggi, dan waktu yang tidak sedikit—suatu kemewahan yang belum tentu tersedia bagi seluruh pelaku industri, khususnya di daerah terpencil atau produsen skala kecil-menengah.
Mengapa Fortifikasi Vitamin A Penting?
Fortifikasi vitamin A dalam minyak goreng merupakan salah satu bentuk intervensi gizi yang efektif, terutama karena minyak goreng merupakan bahan pangan yang dikonsumsi secara luas di seluruh lapisan masyarakat.
Penambahan vitamin A dalam produk ini tidak mengubah rasa maupun warna minyak, namun memiliki dampak besar dalam menurunkan angka defisiensi.
Studi menunjukkan bahwa intervensi fortifikasi dapat membantu meningkatkan kadar serum retinol dalam populasi dan menurunkan risiko gangguan penglihatan, infeksi, hingga kematian akibat kekurangan vitamin A.
Oleh karena itu, keakuratan dalam proses fortifikasi menjadi sangat krusial. Di sinilah pentingnya alat uji seperti iCheck Chroma 3™.
Mengapa Fortifikasi Vitamin A Perlu Dikontrol Secara Ketat?
Minyak goreng adalah salah satu bahan pokok yang dikonsumsi luas di seluruh lapisan masyarakat. Penambahan vitamin A ke dalam produk ini menjadi strategi yang logis dan berdampak luas.
Tanpa kontrol mutu yang tepat, program fortifikasi bisa meleset dari target—baik karena kekurangan dosis maupun kelebihan yang tidak diperlukan.
Kontrol mutu bukan hanya soal kepatuhan terhadap regulasi, tapi juga soal menjaga efektivitas intervensi gizi.
Solusi Teknologi Lapangan: Mengenal iCheck Chroma 3™
Untuk menjembatani kesenjangan antara kebijakan dan implementasi teknis di lapangan, teknologi seperti iCheck Chroma 3™ menawarkan solusi yang tepat guna dan aplikatif. Perangkat ini dikembangkan oleh BioAnalyt melalui kolaborasi jangka panjang dengan mitra-mitra di lapangan, serta pengalaman lebih dari 15 tahun dalam pengujian nutrisi.
Dengan alat portabel ini, pengukuran kadar vitamin A dalam minyak goreng dapat dilakukan langsung di lokasi produksi, dengan hasil yang tersedia dalam waktu kurang dari dua menit.
Keunggulan BioAnalyt dalam menghadirkan pengujian berkualitas laboratorium ke lingkungan lapangan telah terbukti efektif, termasuk dalam berbagai program fortifikasi di wilayah Asia dan Afrika. Hal ini memberikan kepercayaan tambahan bagi pelaku industri di Indonesia bahwa teknologi ini dapat diandalkan dalam kondisi nyata.
“Kemitraan kami dengan mitra lokal seperti Bahtera sangatlah penting,” ujar Samet Bicer, Sales & Application Specialist di BioAnalyt. “Bahtera memahami kondisi dan tantangan pasar Indonesia secara langsung, sementara kami menghadirkan solusi uji cepat yang telah terbukti secara global. Dengan bekerja sama, kami bisa memastikan program fortifikasi benar-benar memberi dampak di masyarakat yang membutuhkan.”
Dengan bobot hanya 450 gram dan antarmuka yang mudah digunakan bahkan di luar lingkungan laboratorium, iCheck Chroma 3™ menghadirkan efisiensi sekaligus mendukung desentralisasi pengujian mutu di sektor pangan.
Komitmen BioAnalyt untuk “membawa laboratorium ke lapangan” tercermin dalam desain perangkat yang praktis dan responsif terhadap kebutuhan industri.
Cara Kerja iCheck Chroma 3™
iCheck Chroma 3™ menggunakan prinsip reaksi Carr-Price untuk mendeteksi konsentrasi retinol (vitamin A) dalam minyak goreng. BioAnalyt mengoptimalkan metode ilmiah yang telah terbukti ini untuk kondisi lapangan, dengan memastikan akurasi tanpa membutuhkan infrastruktur laboratorium tradisional.
Sistem ini terdiri dari fotometer genggam dan test kit yang diformulasikan khusus agar stabil dalam berbagai kondisi lingkungan. Proses pengujiannya pun sederhana: sampel minyak cukup disuntikkan ke dalam vial siap pakai yang telah mengandung semua reagen yang dibutuhkan. Perangkat kemudian mengukur perubahan warna untuk menentukan konsentrasi vitamin A.
Gambar 1. Perangkat dan Test Kit iCheck Chroma 3™
Seluruh proses ini dapat dilakukan langsung di lokasi produksi tanpa memerlukan laboratorium—sebuah pendekatan yang telah dikembangkan dan disempurnakan BioAnalyt dalam berbagai program nutrisi di tingkat global.
Saat ini, BioAnalyt terus berinovasi, termasuk dengan pengembangan metode uji vitamin A yang lebih baik untuk minyak konsumsi melalui perangkat iCheck Modular generasi terbaru.
Perangkat ini juga dirancang untuk mengukur berbagai parameter mutu minyak seperti nilai peroksida, asam lemak bebas, dan nilai iodin—sehingga memungkinkan evaluasi kesegaran dan stabilitas minyak secara cepat dan andal hanya dengan satu alat.
Pengembangan ini ditujukan untuk makin mempermudah penggunaan di lapangan, mendukung desentralisasi pengujian mutu pangan, dan memperkuat program fortifikasi berbasis data di berbagai negara.
Gambar 2. Perangkat iCheck Modular
Perbandingan dengan Metode HPLC
Perbandingan ini menunjukkan bahwa meskipun HPLC unggul dalam akurasi mutlak, iCheck Chroma 3™ lebih unggul dalam hal kecepatan, kemudahan, dan fleksibilitas. Hal ini menjadikannya sangat cocok untuk kebutuhan industri pangan yang bergerak cepat dan tersebar di berbagai lokasi.
Baca studi yang membandingkan iCheck Chroma 3™ dengan HPLC di sini.
Peran Bahtera dalam Mendukung Fortifikasi Nasional
Bahtera Adi Jaya memahami pentingnya kontrol mutu yang andal dalam program fortifikasi.
Melalui divisi Food & Beverage, Bahtera tidak hanya menyediakan bahan baku vitamin A untuk fortifikasi minyak goreng, tapi juga memfasilitasi pengadaan perangkat iCheck Chroma 3™ serta test kit-nya.
Dengan pendekatan ini, Bahtera membantu industri memastikan bahwa produk mereka memenuhi standar fortifikasi yang ditetapkan.
Selain itu, Bahtera juga menyediakan pelatihan teknis, konsultasi aplikasi, dan dukungan dalam implementasi alat di lapangan. Semua ini dilakukan untuk menjembatani kesenjangan antara kebijakan dan realitas operasional di sektor pangan.
Menuju Sistem Fortifikasi yang Lebih Inklusif dan Terukur
Fortifikasi vitamin A adalah langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pangan nasional. Namun tanpa sistem pengujian yang memadai, keberhasilan program ini sulit dijamin. Teknologi seperti iCheck Chroma 3™ memungkinkan pengujian yang cepat, portabel, dan terjangkau, sehingga pelaku industri tidak lagi harus bergantung pada laboratorium terpusat.
Dengan dukungan dari mitra seperti Bahtera, program fortifikasi di Indonesia dapat menjadi lebih inklusif dan terukur. Ini bukan hanya tentang kepatuhan regulasi, tapi juga tentang komitmen kolektif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pangan yang lebih bergizi dan aman.
Mari bersama tingkatkan kualitas pangan nasional. Temukan solusi Anda bersama Bahtera di sini.